17 Februari 2008

Fakir Bandwidth

Mau ngenet harus susah-susah, padahal sebenarnya di sekolahku (yang kata orang terkenal) ada fasilitas HotSpot. Tapi apa daya, ora duwe duit, ora duwe laptop (tukul kalee, :D). Dulu pas waktu pertama--tama HotSpot diresmikan, di depan ruangan server ada komputer yang digunakan untuk siswa.



Mau ngenet harus susah-susah, padahal sebenarnya di sekolahku (yang kata orang terkenal) ada fasilitas HotSpot. Tapi apa daya, ora duwe duit, ora duwe laptop (tukul kalee, :D). Dulu pas waktu pertama--tama HotSpot diresmikan, di depan ruangan server ada komputer yang digunakan untuk siswa.

Tapi musibah pun datang, ada isu kalo Internet sekolah dibuat akses yang enggak-anggak (Tanya Mr. Parno). Alhasil, internet untuk siswa DICABUT. Jadi aku nggak bisa mirror Web, download lagi. :P Usut punya usut, ternyata yang buka situs Parno (baca: porno) itu malah Teachernya (naudzubillah), itu terlihat di access log di proxy server sekolah. Solusi? Komputer di ruang guru yang semulanya ada 4, sekarang dicabut dan hanya disisakan satu.

Masalah selesai? Ora !! Sekarang bendwith sekolah malah dianfaatin oknum-oknum internal untuk kepentingannya sendiri. Truz, mereka-mereka itu pelit, seakan-akan yang buat bayar speedy unlimitednya uangnya sendiri. :P Suatu hari saya minta tolong untuk mendownloadkan program, tapi jawabannya apa?

"Sorry bey, saiki lagi repot", jawabnya.


Dalam hati saya berkata, "Repot gundulmu ! Wong jelas-jelas lagi enakan browsing kok bilang repot". Dos pundi masalah niki Pak K___ (kepsek) ? :D

Tidak ada komentar: